Saturday, July 2, 2011

Sadis

Mungkin saya adalah salah satu orang yang paling pesimis terhadap hubungan, apapun itu. Dari mulai hubungan pertemanan, pacaran, bahkan keluarga sekalipun. Tertawakanlah atau cacilah kalau perlu, memang begitulah saya. Tapi saya punya alasan atas sikap saya itu yang mungkin tidak pula bisa dimengerti.

Suatu hari, teman saya mengajak makan malam. Kebetulan perut saya memang lapar. Saya bilang "iya". Sebagai teman bergosip, saya sudah biasa makan dengannya. Lalu kami berkeliling mencari warung yang sesuai dengan isi kantong dan lidah kami. Muter-muter-muter. Tiba-tiba sudah dekat saja dengan kos-kosan teman saya itu. Dia pun bilang, "aku pulang ke kos aja ya. Gak jadi makan," katanya.

Saya mengiyakan. Karena kalau saya ngrengek, mungkin saja teman saya ini malah tidak ikhlas makan dengan saya. Efek samping positifnya, saya tidak sakit hati dengan teman saya ini. Saya biarkan saja dia pergi. Tapi jangan salah, saya terus ingat ketidakkonsistenannya itu. Jadi ketika dia janji, saya tidak akan berharap banyak dia menepatinya. Biarlah sesuka dia. Yang penting saya sudah menyiapkan diri saya kalau-kalau dia ingkar janji baik secara batin maupun lainnya. Memang terlihat pasrah, tapi saya orang yang percaya ini: semua orang berbohong, semua orang ingkar janji. Kita tidak akan pernah tahu kapan akan dicurangi atau dikecewakan. Hehehe

Suatu hari, A bilang kalau B suka memakai celana pendek ke kantor. "Hey, temanmu itu lo kalau ke kantor pakai celana pendek," kata A kep-ada saya. Dia mengatakannya sambil berbisik. Meski raut muka saya datar dan enggan berkomentar, tapi dalam hati tidak diam. Saya pun "niteni" kalau teman saya ini bisa saja membicarakan saya di belakang. Sama seperti dia membicarakan B. Jadi, pilihan saya adalah tidak akan sepenuhnya percaya dengan A, apapun yangdikatakannya. Mungkin memang benar perkataannya, tapi hal dibalik itu,harus tetap diwaspadai.

Saya juga menjumpai teman yang terlalu berusaha diterima di kelompoknya. Dia tertawa, tersenyum, menanggapi, semua yang fenomena di kelompok itu. Dia memperlakukan semua orang dalam kelompok itu dengan sangat spesial. Sampai terkadang saya merasa dia terlalu berlebihan berusaha dan tidak menjadi dia apa adanya.

Bagi saya, hubungan itu tidak bisa dipaksakan. Kedekatan itu berjalan seiring dengan kematangannya. Sesuatu yang dipaksakan matang itu pasti punya efek samping. Dan yakinlah, pasti itu tidak sehat. Biarlah yang alami meski lama. Toh kalau memang jodoh untuk dekat, pasti masa itu akan datang dengan sendirinya.

Karena mindset saya itu pula, banyak orangyang tidak mengerti terhadap langkah yang saya pilih. Ketika saya memang membatasi diri untuk tidak terlalu akrab dengan gerombolan saya, teman saya melihat itu sebagai kejanggalan. Ya, memang berbeda dengan yang lain, saya mengakui itu. Tapi bukan berarti itu salah, karena toh saya tidak pernah merugikan siapapun akan tindakan saya itu.

Lalu, saya kadang terlihat diam bahkan cuek terhadap keberadaan orang lain. Tahukah mereka kalau saya pun mengamati mereka. Saya "membaca" mereka. kalau kamu tidak tahu, tiap raut muka dan gerak-gerik si orang sudah bisa dibaca. Tanpa berkomunikasi pun, saya sudah berkenalan dengan mereka. Apa proses yang terjadi selama saya tak kenal dia itu, sudah saya jadikan wacana sebelum benar-benar kenal. Seperti, apakah dia memang benar-benar ingin kenal dengan saya? sebaiknya seperti apa saya bersikap kalau berkenalan dengannya? apakah saya perlu intense dengannya? dll

Meski saya pesimis, bukan berarti saya tidak ingin menjalin hubungan apapun. Hoho jangan salah paham dulu. Justru saya ingin membuat hubungan yang langgeng dengan cara itu. Yaitu dengan menetralisir ketergantungan saya akan hubungan. Gampangnya, saya selalu menyiapkan diri untuk kecewa dengan orang lain. Tapi bukan berarti orang itu bisa mencurangi saya terus lalu saya biarkan. Tidak. Saya pun tidak se-dewa itu. Saya lebih suka meninggalkan yang tidak bisa dipercaya itu tanpa sedikit pun niat untuk membutuhkannya. Dia yang akan datang kepada saya. Dan rida baginya akan terus berputar. Kecuarangannya itu akan merugikannya suatu hari nanti.


Eh, masih belum puas tapi udah ada panggilan (wanita panggilan kiee). Peace!

0 comments: