Entahlah, Rembang bagi saya telah menjadi kota kedua selain kota kelahiran saya yang ingin saya perjuangkan. Tapi saya selalu ragu, apakah saya akan sendiri melakukannya?
Sekitar sebulan yang lalu saya mampir ke Rembang. Hehe Rembang masih sama seperti dulu. Yang beda hanya beberapa bangunan yang semakin banyak berjejer di tanah yang dulunya sawah –jalan pantura Lasem menuju Rembang. Itu yang kelihatan. Saya sendiri tak tahu pasti apa yang telah berubah dari Rembang, apakah semakin maju atau sebaliknya. Dari status seorang kawan, saya tahu kalau akan ada pemilu bupati di sana dan itu terlihat jelas ketika saya melihat begitu banyak poster calon Bupati yang ditempel di sepanjang jalan. Rasanya ingin tertawa karena saya sebagai orang yang pernah mengecap manisnya Rembang, tak mengenal calon-calon itu. Layakkah mereka untuk saya serahi tanggung jawab untuk memajukan kehidupan masyarakat di Rembang, terutama masyarakat kecil yang tidak terlalu mengerti intrik-intrik politik orang yang lebih pintar?
Lalu terpikir oleh saya: apa yang dapat saya lakukan? Kadang saya merasa sebagai orang luar, orang yang hanya pernah tinggal di Rembang ketika saya SMA. Dan karenanya,saya sering bertanya, apakah kawan-kawan saya yang memang lahir dan menghabiskan sebagian hidup mereka di Rembang juga punya rasa belongness terhadap daerahnya? Disadari atau tidak, Saya yakin iya!

Tulisan saya ini hanya sedikit rasa kekhawatiran saya menjelang pemilu Bupati di Rembang. Saya rasa, kita telah cukup pintar untuk tak lagi abai terhadap apa yang terjadi di Rembang, apalagi menjelang Pemilu. Paling tidak, ketika saya bilang “saya perduli terhadap Rembang, maka saya akan membuktikannya dengan perbuatan, dan saya yakin, kita sudah cukup dewasa untuk tahu yang terbaik yang bisa kita lakukan”. Sudah sejak lama saya mendengar slogan “Rembang BANGKIT” menjadi kebanggaan masyarakat Rembang, saya ingin itu menjadi kenyataan dengan adanya moment pemilihan oleh rakyat terhadap pemimpinnya. Semoga…
0 comments:
Post a Comment