Monday, August 23, 2010

Rencana besar

Yeah, kamar mandi memang selalu menyumbang inspirasi, terutama ketika nongkrong di atas kloset. Ehm, agaknya bahasaku terlalu jorok.

Anyway, intinya aku baru saja berpikir tentang sesuatu. Sesuatu itu menggugah, agaknya akan menjadi tantangan baru bagiku. Tadi pagi ketika mengurus ijazah, aku bertemu dengan seorang teman yang kemarin juga ikut seleksi indonesia mengajar untuk daerah yogya dan sekitarnya. Sebenarnya bukan teman juga sih, tapi dia adalah temannya temanku, namanya wildan. Waktu ketemu, kami sama-sama terkejut lalu dia bertanya 'eh, gimana kamu?'. Kalau lebih lengkap, pertanyaannya akan berbunyi begini 'gimana kamu keterima indonesia mengajar gak?'

Aku menjawab dengan muka manyun dibuat-buat 'nggak keterima, nggak dihubungin kan berarti gak keterima. Lah kamu?'

Hah, tak aku pungkiri kalau sebenarnya aku mengharapkan jawaban yang sama, hehe jahat sekali aku. Ragu-ragu dijawabnya 'Alhamdulillah aku dihubungi, nunggu med ceck' katanya agak sungkan.

'SELAMAT!' suaraku yang menggelegar agaknya mengagetkan semua orang di dekanat. Tapi jujur, di satu sisi aku ikut senang temanku lolos, tapi di sisi lain aku merasa kecewa. Aku masih merasa pantas untuk mendapat kesempatan itu. Andai ada alat pengukur niat, maka nilaiku mungkin saja akan tinggi. Jauh lebih tinggi dari sederet tes yang IM lakukan terhadap kami (self presentation, problem solving test, focus group discussion, psyco test, simulasi mengajar, dan deep interview).

Karena mulai merasa malu-maluin, maka aku pun segera kabur. Tak lama, aku bertemu temanku yang juga teman wildan. Aku menggugat 'wildan lolos IM het, sedangkan aku tidak..'. Dia menimpali 'aku lihat-lihat ya, Yang sangat ditekankan oleh IM itu kemanpuan adaptasi calon yang dipilihnya. Wildan itu dulu KKN-nya di Sorong, Papua. Jadi udah terbukti kemampuan adaptasinya. Plus, dia itu aktif banget anaknya, banyak bergaul. Jadi kemampuan bersosialnya juga oke. Jadi mungkin itu yang jadi nilai plus-nya'.

Oh ya? Setelah aku pikir, benar juga. Aku belum punya pengalaman ekstrem tinggal di wilayah yang ekstrem pula. Terbersitlah ide gila barusan. KALAU BEGITU, AKU INGIN TINGGAL BEBERAPA BULAN DI DAERAH YANG MENEMPAKU, AKU AKAN MENGAJAR DI SANA, MENULIS DAN MERESAPI ALAM DAN MANUSIA. AKU AKAN MEMBUKTIKAN BAHWA AKU BISA. Tanpa embel-embel IM, aku akan maju sendiri, karena ini bukan apa yang akan aku dapatkan setelah setahun dg IM, tetapi ini tentang passion-ku. Ini tentang pengabdian dan tantangan. Tapi satu pertanyaan, bisakah aku tanpa uang? Hahaha

0 comments: